4/16/2021

orenji

Orange,
Satu-satunya hal yang terlintas saat memikirkan warna itu adalah seseorang yang bisa kubilang cukup dekat denganku di bangku SMP. Aku merasa sangat dekat dengannya--tapi belum tentu dia merasakan hal yang sama. Jadi, izinkan aku untuk tidak menyebutkan namanya, ya. 

Mengapa aku bisa selalu ingat dengannya? Tentu saja karena dia sangat menyukai warna orange. Masih terekam jelas dalam ingatanku, bagaimana dia suka menggunakan bolpoin warna orange, tas warna orange, hingga warna orange dipilihnya sebagai warna lampu LED di handphonenya sebagai tanda notifikasi dari orang yang ia sukai--pada saat itu. Sebenarnya masih banyak hal lainnya, bahkan ketika aku menulis ini, aku masih ingat bagaimana dia selalu ingin warna orange untuk mewarnai hidupnya.

Ketika SMA, kita tidak lagi berada dalam sekolah yang sama. Kita juga tidak pernah bertemu lagi. Simpelnya karena aku merasa kita dekat--namun ia tidak. 

Tapi ternyata, saat masa orientasi aku mendapatkan kelas dengan warna orange sebagai identitasnya. Mulai dari rok yang terbuat dari tali rafia, topi capil yang diberi cat warna orange, hingga nametag yang harus menggunakan warna orange juga. Waktu menyiapkan segala perlengkapan itu, aku selalu teringat dengannya. Ternyata, saat itu ia mendapat warna pink untuk segala perlengkapannya--yang mana warna pink adalah warna favoritku, daridulu hingga sekarang. HAHAHA sebenarnya nggak ada hubungannya juga, sih.

Tapi entah kenapa, sejak saat itu warna orange selalu terikat dalam hidupku. Awalnya aku menganggap itu sebagai kebetulan. Tapi kan, kebetulan itu sebenarnya skenario yang tlah disiapkan namun tak diketahui oleh siapapun. hehe sori. Oke, anggap saja ini kebetulan. Tapi kebetulan ini selalu menyertai setiap langkahku. Bahkan warna orange memberikan dampak yang cukup besar dalam hidupku.

Tahun 2016, aku diterima di suatu peguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Tanpa disadari, fakultas tempat aku menempuh peguruan tinggi memiliki warna orange pada setiap gedungnya. Bahkan orang menyebutnya dengan 'kampus jingga'. Tentu saja, karena hal itu, semua atribut untuk OSPEK fakultas harus serba orange. Rasanya kaya ga ada perubahan deh tiap ospek. orange lagi, orange lagi.

Saat aku sedang asik menimba ilmu di kampus jingga, sempat terpikirkan olehku untuk meniti karir di sebuah ecommerce dengan warna orange sebagai brand identity-nya setelah lulus. Dulu, aku tidak pernah menyadari soal warna orange pada perusahaan tersebut, karena aku memang tertarik dengan penawaran karir yang diberikan. Aku juga sempat berfikir, mungkin ini hanya angan-angan belaka--perusahaan itu tak mungkin bisa kuraih dengan tangan kecilku ini.

Tahun demi tahun berlalu. Setelah aku menyelesaikan studiku, aku mencoba mencari kesibukan. Awalnya aku tertarik untuk melanjutkan studiku ke jenjang yang lebih tinggi. Namun setelah menjalani masa sulit ketika skripsi, aku menyerah. 

Memulai karir sebagai seorang karyawan di perusahaan yang dinamis adalah jalan yang kuimpikan. Bisa dibilang, aku cukup idealis dalam menentukan perusahaan tempat aku bekerja. Padahal, aku lulus lewat jalur corona--jalur di mana virus corona menyerang belahan dunia, sehingga semua mobilitas harus dibatasi. Semua sekolah diliburkan, kerja pun menerapkan sistim Work From Home. Akhirnya akupun harus menyelesaikan sidang skripsi dari rumah saja.  Proses pendaftaran sidang bisa dibilang cukup rumit, karena pandemi ini pertama kali menyerang Indonesia.

Kebayang, kan? Mau sidang aja susah, apalagi mencari pekerjaan? Yup, mencari pekerjaan di masa seperti ini bisa dibilang menantang. Sangat menantang. Meski begitu, aku tetap idealis tidak mau berubah sedikitpun. Emang dasar, Mita tak tau diuntung.

Ternyata, warna orange masih saja mengikutiku hingga saat ini. Iya, saat aku sudah mulai bekerja, Aku bisa bekerja di perusahaan yang sangat aku impikan saat duduk di bangku kuliah--yang tentu saja berwarna orange. Aku merasa sangat bersyukur sekali bisa mendapatkan kesempatan ini. Aku merasa, darah yang mengalir dalam tubuhku bukan lagi warna merah, melainkan orange. Kok bisa ya, pindah berkala orange ke orange?

Dulu, aku menganggap ini sebagai 'kutukan'. Bagaimana bisa, warna orange terus saja mewarnai hariku. Padahal kan, warna favoritku adalah pink. Tapi sekarang, aku menganggap orange bukan lagi sebagai kutukan, melainkan sebuah takdir yang indah. Warna ini selalu melekat erat dan melebur dalam hidupku. Semuanya pun menjadi lebih cerah, secerah warna orange.

Kira-kira, orange apa lagi ya yang akan menghampiriku?




Mita,
Yang gak sabar menunggu warna orange berikutnya.
Tulisan ini ditulis selama 55 menit pada tanggal 17/4/2021 dan selesai pukul 00.41.

1/15/2021

I'll Be There

I met you in elementary school. You look amazing, very amazing. 

You helped me cross the road, 
Guide morning exercise,
You were ceremonial protocol tho.
Not only that, your name is always mentioned almost every week because you won so many competitions.

That's why I adore you so much since I met you. But, you don't know me, at all.

At Junior High School, we're not at the same school. 

But the universe never stops surprising me. I met you again at senior high school. you're still amazing like we first met. I always saw you on your grey cardigan and walked gracefully through the corridor. I thought, you aren't that popular as when elementary school. But suddenly, you made a wonderful sweet 17 birthday party and it made you so famous. It makes me think that I won't be your friends.....umm no, I mean you won't ever know me.

I always wanna make friends with you. But I know it's impossible. Not only because you're my senior, We're in different majors too. you're science, and me social. 

There's no correlation between us, at all.

Until one day, you came to my kos at Malang.

“Miracle“, I muttered.
No, no. you're not alone. you came with my friend and I don't know why this happened. My friend told me if she wanted to go to my kos, but she came with you. I'm trying to relax and talk about so many things with my friend, But you're not following the conversation and choose to keep your eyes on your phone. I find it very hard to break the ice at that time. Until that afternoon, we decided to go to Chatime. Thankfully, the ice melted. We enjoyed that time without feeling awkward anymore. It was a good time to know you better....sorry, I mean to make you know me.

I guess, our relationship lasted that day.

But, I guess it wrong. 

You know? I make a friend with you!

We chatted on instant messaging, meet once per-month, and started to open up to each other. I'm so happy to be my childhood's idol friend!

Long story short, we are getting close, close and clooooooser. I can call our relationship 'bestie’. You are always nice to me, back me up almost every time , listen to all of my grumbles, ask me to hang out, tell me everything, and you even help me pass ujian magang and skripsi. You are such a good 'kakak' to me. 

But my trust issues slaps me hard. It makes me afraid to have a very best-bestie again because it will hurt me if we're not that close again. I decided to keep myself for not going that close with you, and it goes well. 

Until this pandemic comes.

I don't know why this happened.

But we're getting closer, 

more than I expected before.

You were the one and only friend I went to almost every weeks, the one who always on my chat-list on my every social media, the one who i always want to tell about everything, I think you are the person i can't live without (jiakh gombal)

Your kind-hearted cures my trust issues and makes me feel pleasant. Becoming your friend  doesn't make me stop adoring you. The more I get to know you, the more I adore you too. You're such a heather, to me.

You know?

If I remember it correctly,
Since we became friends, you were there for me.
When I feel delighted, you were there,
Even when I felt so blue, you were there.

You can do anything that you want and have all the best time in your life,

I’ll be there.

Happy birthday, Cely.

8/11/2020

Stay Happy Saat Skripsi!

Skripsi,
Sesuatu yang cukup ditakuti oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa semester akhir. Sama kok, dulu aku juga merasa begitu. Rasanya takut banget nggak bisa menyelesaikan skripsi, mendapatkan dosen yang killer, atau hal - hal buruk lainnya. Lucu sekali kalau dipikir-pikir. Padahal waktu itu aku bahkan belum sama sekali menjalaninya. Tapi karena adanya stereotype mengenai skripsi yang terdengar mengerikan, itu sempat membuatku sempat merasa takut. 

Tapi yaa, mau gimana lagi? Mau nggak mau, skripsi harus tetap diselesaikan agar segera lulus dan mendapatkan gelar. Ternyata setelah aku menjalaninya, ternyata skripsi tidak semengerikan itu. Aku cukup enjoy menjalaninya bahkan kalau bisa dibilang aku tidak merasa tertekan dan cenderung santai. Akhirnya, nilai skripsi ku mendapatkan hasil yang sempurna! Yeay, Alhamdulillah.

Nilai skripsiku:')

Nah, karena itulah sekarang aku mau kasih tahu tips and trick untuk stay happy saat skripsi. Yuk untuk kalian yang lagi ngerjain skripsi ataupun mau menghadapi skripsi, simak post ini baik - baik yuk!

1. Mencari tema atau topik yang menurutmu menarik

Tips yang pertama adalah mencari tema atau topik yang menurutmu menarik. Maksudnya, kalian bisa mengangkat topik skripsi kalian berdasarkan hal yang kalian sukai, yang membuatmu tertarik untuk mengetahuinya. Sehingga pada saat pengerjaan, kalian juga akan selalu merasa ingin tahu dan enjoy dalam melakukan riset. Tidak perlu sesuatu yang rumit, cukup sesuatu yang dekat dengan kehidupan kamu dan selaras dengan program studi kamu.

Aku sendiri mengangkat tema skripsi mengenai Sociolla, sebuah e-commerce di bidang kecantikan. Aku mengangkat tema tersebut karena aku tertarik pada  e-commerce dan kecantikan. Setelah itu, aku mencari teori-teori yang sesuai dengan program studi-ku dan tema tersebut. Dalam proses ini, kita harus rajin untuk membaca, membaca, dan membaca. Aku banyak membaca dari jurnal dan skripsi milik seniorku sehingga pengetahuan kita mengenai teori tersebut semakin banyak.

Cover Skripsi-ku.


2. Mencari dosen yang responsif

Skripsi merupakan sesuatu yang tidak bisa diselesaikan oleh kamu seorang diri, kamu membutuhkan dosen pembimbing untuk menyelesaikannya. Jadi, kamu harus mencari dosen yang responsif. Maksud responsif di sini adalah; mudah ditemui, mudah diajak diskusi, mudah untuk di kontak, dan lain sebagainya. Dosen yang baik, favorit, dan menyenangkan akan kalah dengan dosen yang responsif. Percuma dosen baik tapi susah diajak bertemu dan bimbingan. Percuma dosen menyenangkan tapi jarang membalas chat, yang ada skripsimu malah tidak cepat terselesaikan. Jadi pikirkan hal ini baik-baik, ya! 

Untuk kalian yang pembimbing skripsi-nya sudah ditentukan oleh pihak kampus, kalian tidak perlu khawatir. Tetap positive thinking dan bersikap sopan kepada dosen pembimbing. Intinya, jangan malas ya kalau sudah mendapatkan dosen pembimbing!

3. Revisi revisi revisi

Setelah melakukan bimbingan dan mendapatkan revisi, alangkah baiknya kalian segera menyelesaikannya. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari rasa malas dan lupa. Karena apabila revisinya tidak segera diselesaikan, kalian akan akan lupa mengenai bahasan kalian dengan dosen kalian. Biasanya kalau sudah lupa, kalian malah berakhir dengan malas. Akhirnya apa? Skripsinya terlantar deh, huhu sedih banget kan? Makanya ayo revisian setelah bimbingan!

4. Tentukan waktu produktifmu

Waktu produktif setiap orang berbeda-beda. Ada yang produktif di pagi hari, siang hari, bahkan malam hari. Kalau kalian belum mengetahui waktu produktif kalian, kalian bisa melakukan chronotype test. Kalian bisa melakukannya di sini! Nah, kalau kalian sudah tau, maksimalkan pengerjaan skripsi di saat saat itu.

Aku sendiri produktif di malam hari, jadi aku mengerjakan skripsi ku di malam hari hingga dini hari. Tapi aku merasa senang, karena saat itulah aku merasa sangat produktif, sehingga pekerjaan skripsi ku bisa berjalan lancar. Tapi jangan lupa untuk istirahat secukupnya, ya!

5. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain

Poin ini menurutku penting banget untuk diperhatikan. Apalagi kalau kalian sudah berada pada semester akhir, pasti teman seperjuangan kalian sama-sama sedang memperjuangkan skripsi. Ada yang tiba-tiba sudah seminar proposal, ada yang sudah mulai penelitian, atau bahkan ada yang sudah lulus. Biasanya hal tersebut membuat kita menjadi panik dan kepercayaan diri kita menjadi menurun. Tapi ingat, semua orang mempunyai tempo berlari yang berbeda, jadi jangan bandingkan dirimu dengan orang lain yaah! 

Kalau aku pribadi, saat proses pengerjaan skripsi aku menerapkan social media detox, atau menggunakan social media secukupnya. Tujuannya agar aku tidak mengetahui kehidupan pribadi teman-temanku yang mungkin akan membuatku down. Bahkan apabila bertemu dengan teman, aku memilih untuk membahas hal selain skripsi. Sehingga aku nggak pernah membandingkan diriku dengan orang lain.

6. Berikan reward untuk dirimu

Memberikan penghargaan atau reward kepada diri kita sendiri itu ternyata sangat penting, loh! Contohnya saja, apabila telah mengerjakan revisi, aku bisa marathon drama korea. Atau setelah selesai sidang skripsi, aku akan membeli barang yang sangat aku inginkan. 

Hal tersebut terdengar sederhana, namun dampaknya sangatlah besar. Kita jadi terpacu untuk menyelesaikan skripsi untuk mendapatkan reward tersebut. Untuk reward-nya, terserah kamu saja. Kamu bebas menentukan reward-nya, asal kamu merasa senang dan puas setelah mendapatkannya.

Nah, itu tadi beberapa tips and trick yang menurutku bagus banget untuk membuat kita tetap senang saat skripsian. Dengan menerapkan tips and trick tersebut, membantuku menyelesaikan skripsiku dalam kurun waktu kurang dari enam bulan! Tidak hanya itu, aku juga berhasil mendapatkan nilai yang sempurna. Gimana? Tertarik untuk mencobanya?

Ohiya, kalau kalian punya tips and trick yang menarik lainnya, feel free to drop it on coment section! Semoga untuk kalian yang sedang atau akan mengerjakan skripsi akan diberikan kemudahan. Wish u super duper luck, guys

bonus foto waktu kumpulin hardcover di kampus bcs why not?


See you later!

Himalayan Charcoal Purifying Glow Mask, Apakah Harganya Sesuai Dengan Kualitasnya?

Halo,
Kalau biasanya aku hanya menuliskan tentang kehidupanku di-blog ini, kali ini aku menulis tentang review sebuah produk. Yaa tujuannya sih biar blog ini gak melulu tentang lika-liku kehidupan penulisnya, tapi ada manfaat buat para pembacanya. Udah ah, keburu nanti jadinya aku malah curcol lagi, hahahaha.

Nah, kali ini aku mau ngomongin masker yang selalu jadi perbincangan para beauty enthusiast. Sebenarnya, masker ini sudah lama ada, tapi sampai sekarang masih hangat dibicarakan. Yup, kali ini aku mau ngomongin soal "Himalayan Charcoal Purifying Glow Mask" yang diproduksi oleh The Body Shop Indonesia.

Katanya sih, masker ini punya kualitas yang oke banget. Tapi sayangnya masker ini cukup menguras kantong. Emang iya, ya? Penasaran kan? Cekidot!

Dikutip dari website The Body Shop Indonesia, masker ini merupakan masker exfoliating dengan tekstur lumpur yang menyegarkan dan mendetoksifikasi kulit . Terinspirasi dari tradisi Ayurvedic, 100% vegan clay mask ini mengandung bamboo charcoal,daun green tea dan organic tea tree oil. Diformulasikan tanpa paraben, parafin, silikon atau mineral oil. Masker ini menyegarkan, menarik keluar kotoran dan membersihkan pori-pori sehingga kulit tampak sehat bercahaya. Cukup menarik bukan? Yuk kita buktikan sendiri!

Kemasan
Untuk kemasannya sendiri berbentuk jar berbahan kaca yang memiliki warna hitam. Dilengkapi dengan penutup jar tersebut yang berbahan plastik. Untuk membukanya sendiri cukup memutar penutup tersebut. Kemudian dilapisi dengan sticker yang berisi keterangan produk. Mengingat kemasan dari masker ini terbuat dari kaca, aku sempat ketar-ketir. Gimana kalau masker ini pecah? Tapi ternyata, kemasan ini cukup bermental baja, Sempat waktu itu tidak sengaja tersenggol dari meja riasku, syukurlah kemasannya masih aman-aman saja, meskipun sempat terpental. Setelah penutupnya terbuka, masker ini tidak langsung terbuka begitu saja, namun masih dilindungi oleh penutup yang terbuat dari plastik berwarna putih. Mungkin tujuannya untuk menjaga kualitas dari produk itu sendiri.

Tekstur


Untuk maskernya sendiri berbentuk krim berwarna coklat. Namun ada yang berbeda nih, di masker ini ada potongan-potongan seperti daun. katanya sih, potongan dari daun green tea atau teh hijau. Jadi, setelah pakai masker ini bisa sekalian scrubbing sambil membersihkan masker dari muka. Untuk aroma dari masker ini sama seperti rangkaian tea tree dari the body shop gitu sih. Aroma mint pada masker ini cukup menyengat. Bahkan pada awal membuka kemasannya, kalian pasti akan mencium aroma mint tersebut. Tapi kalau menurut saya, aromanya seperti produk herbal gitu sih, jadi ada kesan relaxing saat mencium aromanya.

Cara Pengaplikasian

Untuk pengaplikasian masker ini, gampang banget! Kalian perlu mengaplikasikan masker ini di wajah kalian yang sudah bersih, setelah itu diamkan selama 15 menit. Kalau dirasa sudah kering, jangan lupa dibilas dan lanjutkan dengan moisturizer kesayangan kalian. Karena masker ini cukup membuat kulit kering dan kesat jadi ada baiknya kalau kita menggunakan moisturizer setelah menggunakan masker ini. Ohiya, untuk hasil yang maksimal, kalian bisa menggunakannya 2-3x dalam satu minggu.

Ohiya, karena kemasan dari masker ini berbentuk jar, kalian membutuhkan spatula masker untuk mengambil masker ini untuk menjaga ke-higienisannya. Daripada di toel-toel pake tangan kan ya, takutnya ada bakteri yang menempel. Niatnya menjaga kulit wajah, nanti malah kena bakteri, hehe.

Pendapat Pribadi

Saat diaplikasikan pada wajah, ada sensasi dingin dari masker ini. Kalau aku pribadi, aku menyimpan masker ini di lemari es. Sehingga saat diaplikasikan ke wajah sensasi dinginnya double. Jadi masker ini cukup nyaman saat digunakan. Ada sensasi dingin menyegarkan, ditambah aroma yang sangat relaxing. Jadi, masker ini cocok banget digunakan untuk menutup hari-harimu.

Kalau menurutku sendiri, masker ini cocok banget buat kalian yang pengen mengurangi kadar minyak berlebih di wajah kalian. Untuk kalian yang memiliki kulit kering, kalian tidak perlu terlalu lama mengaplikasikan masker ini, karena masker ini cukup membuat kulit kering. Dengan menggunakan masker ini, rasanya semua kotoran dan minyak berlebih yang ada di wajahku hempas seketika. Selain itu, ada sensasi kencang pada kulit saat masker ini dalam proses pengeringan. Ohiya, Masker ini juga cocok untuk kalian yang ingin meratakan tekstur kulit kalian. Karena ada butiran-butiran kasar pada masker ini yang bisa kalian gunakan untuk scrubbing setelah menggunakan masker. 

Setelah menghabiskan 2 jar masker ini, aku merasa kalau pori-poriku agak mengecil, kadar minyak dalam wajahku juga berkurang, selain itu aku merasa kalau tekstur kulit wajahku menjadi sangat halus sekali. Setelah menggunakan masker ini, aku merasa wajahku menjadi glowing seketika.

Kesimpulan

Menurutku dengan harga Rp 369.000,- masker ini cukup worth to try. Karena kandunga dan kualitasnya yang baik, serta masker ini cukup multi fungsi; bisa untuk masker dan srub. Untuk aku sendiri, masker ini aku gunakan selama 3 kali dalam satu minggu dan bertahan selama 6 bulan. Jadi , harga dari Himalayan Charcoal Purifying Glow Mask, sesuai dengan kualitasnya.

Untuk kalian yang tertarik, bisa membelinya di sini! Atau kalian juga bisa membelinya di e-commerce kesayangan kalian. 

See you!

8/04/2020

Tinkerlust x JFW 2020 Solusi untuk Stay Luxury with Zero Waste

Perkembangan fashion terus berubah seiring berjalannya waktu. Perubahan tersebut dikarenakan mengikuti fungsi dan perubahan zaman. Setiap dekade, tahun, generasi bahkan setiap musim pasti memiliki ciri khas dan karakter fashion yang berbeda. Namun, tahukah kalian? Karena perkembangan fashion inilah membuat industri tekstil menyumbang sampah dengan jumlah terbesar kedua di dunia.

Melihat hal tersebut, Samira Shihab, CEO dan Co-Founder Tinkerlust.com membuat upaya memperpanjang usia baju-baju dengan kualitas yang masih baik dengan menyediakan platform untuk menjual berbagai preloved fashion. Mulai dari tas, sepatu, baju, hingga pernak pernik lainnya.

Namun, kehadirannya di Jakarta Fashion Week (JFW) 2020 kali ini cukup berbeda. Tidak hanya menjual preloved fashion, Tinkerlust menggelar pertunjukan fashion bertajuk "A Story of Second Chances", Tinkerlust menggandeng tiga brand lokal, yakni Alexalexa, Jenahara by Jenahara Nasution, serta ​Sebe11as yang digawangi fotografer Hakim Satriyo dan desainer Riyam Dayani. Sesuai dengan namanya, pertunjukan busana kali ini mengusung tema daur ulang. Barang-barang yang didaur ulang merupakan barang yang belum terjual di Tinkerlust.

source: www.tinkerlust.com
source: www.tinkerlust.com
source: www.tinkerlust.com
Dengan sentuhan tangan ajaib para designer lokal, dapat menyulap baju preloved tersebut menjadi menjadi produk super limited! Bagaimana tidak, baju tersebut hanya ada satu di dunia ini. Jadi tentu saja tidak akan ada yang menyamai. Menarik sekali bukan? Kapan lagi kita bisa Stay Luxury with Zero Waste?

Kalian tertarik untuk memilikinya? Tenang aja, koleksi Tinkerlust x JFW 2020 dapat kalian beli di sini. Ohiya, Sebagian dari hasil penjualan ini akan disumbangkan melalui yayasan amal, Sekolah Kami, sebuah kelompok belajar informal untuk pemulung dan anak-anak kurang mampu yang terletak di pinggiran Jakarta. Semakin menarik bukan?

Kapan lagi kalian bisa memiliki super limited luxury item tanpa menyumbang sampah tekstil di dunia ini. Tidak hanya itu, kalian juga menyumbang untuk yayasan amal apabila membeli produk tersebut. Triple combo!

Daripada menyesal yuk grab it fast or cry later! Ingaaat, hanya ada satu piece per item di dunia ini!

7/29/2020

Monolog Kota Malang

Pada awalnya, aku kurang menyukai kota ini. Kerap kali aku mengatakan "malang di Kota Malang". Iya, maksud kata malang di sini adalah buruk atau celaka ataupun sial. Terserah kau menganggapnya apa, sungguh aku sangat membenci kota ini.

Tahun pertama di Malang, rasanya biasa saja. Aku disibukkan dengan berbagai tetek bengek perkuliahan yang menurutku sangat menyita waktuku. Terlebih ospek fakultas dan jurusan yang berlangsung kurang lebih tiga bulan. Setelah ospek itu berakhir, kukira penderitaanku akan berhenti di situ saja. Ternyata aku salah, aku langsung dihadapkan dengan ujian tengah semester. Yaaah, tahun pertamaku memang seperti itu, tipikal mahasiswa baru yang kaget dengan kehidupan kampus. Padahal kukira, aku bisa menghabiskan waktu untuk sekedar minum segelas kopi sambil menikmati senja, atau menghabiskan waktu di kampus untuk berbincang dengan teman-temanku. Aaaargh, dari situ aku mulai sadar, ekspektasi memang tidak seindah realita.

Berbeda dengan tahun kedua, aku mulai menikmati ritme kehidupan yang sedang kujalani. Sebenarnya, rutinitasku masih biasa saja namun kali ini berbeda. Karena aku bertemu dengan seorang pria. Ummm.. lebih tepatnya seorang lelaki. Dia belum sedewasa itu untuk bisa kusebut pria. Hidup memang lucu, ya? Hanya karena kedatangan seseorang dalam hidupmu, rasanya orang tersebut sangat berdampak besar. Dia seperti bisa menghentikan hujan dan merubahnya menjadi lengkungan pelangi. Padahal yang dia lakukan hanya selalu menyediakan telinga untuk mendengarkan celotehanku atau hanya sekedar menemaniku untuk makan malam. Hidupku terasa sangat indah saat itu, meskipun aku merasa nilaiku turun tapi tak apa, asal dia tetap disisiku. Halah, bucin. Aku benar-benar memaki diriku sendiri saat ia menuliskan hal menggelikan ini. Tapi mau bagaimanapun, kejadian tersebut membuatku banyak sekali pelajaran

Tahun ketiga, masih sama. Aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan lelaki itu. Berulang kali aku mengatakan bahwa aku sangat ingin berlama-lama di kota ini untuk menghabiskan waktu bersamanya. Bagaikan dihantam ombak, hidupku tiba-tiba berubah. Lelaki yang menjadi salah satu alasanku untuk bahagia, menjadi alasan terbesarku untuk meneteskan air mata. Salahku yang dsaat itu memiliki ekspektasi yang tinggi kepada orang lain. Pada akhir tahun ketiga-ku, kita tak bersama lagi. Hatiku hancur berkeping-keping, air mataku rasanya sudah terkuras habis. Rasanya, aku kembali membenci kota ini! Ingin sekali aku keluar dari kota ini dan menutup kenangan tentangnya.

Kalau bisa dibilang, tahun keempat adalah titik terendah dalam hidupku. Aku kalang kabut menjalani tahun terakhirku di kota ini. Banyak sekali kejutan-kejutan yang terjadi di tahun terakhirku ini. Akhirnya aku lebih sering menghabiskan waktuku di rumah. Hingga suatu saat, aku mencoba melihat dengan perspektif yang berbeda. Dengan sekejap, hidupku tiba-tiba berubah. Aku memiliki banyak teman baru dan lebih menghargai apa yang telah kupunya. Aku sangat bersyukur dengan hidupku saat itu. Malang kembali menjadi kota yang manis untukku. Tapi hidup ini tak henti-hentinya memberiku kejutan. Saat aku sedang berada di zona nyaman, tiba-tiba saja pandemi COVID-19 terjadi. Hal tersebut membuatku harus segera berpisah dengan Kota Malang dan semua keindahan di dalamnya. Kukira, pandemi ini tidak akan berlangsung lama. Nyatanya, hari ini sudah hampir lima bulan aku mengurung diri di rumah karena pandemi ini. Memang menyedihkan.

Iya, aku belum sempat menyampaikan salam perpisahanku pada kota Malang. Tempatku menghabiskan sebagian waktu masa mudaku. Tempatku lebih mengerti tentang kehidupan. Lagi-lagi, hidup memang selalu penuh dengan kejutan ya? Sesuatu yang tidak kita sukai, bisa berubah menjadi sesuatu yang sangat kita syukuri.

Terima kasih untuk semua kenangannya, Malang.
Tunggu aku datang ke sana, ya?

7/22/2020

re-branding

Hai,
Ternyata tadi aku gagal untuk memejamkan mata, rasanya aku ingin segera mengarungi dunia blogspot yang sudah lama kutinggalkan. Hanya membayangkan apa saja yang akan aku tulis dan aku bagikan dengan kalian semua sudah membuat pikiranku melayang-layang entah ke mana. Daripada energi berlebihku terbuang dengan sia-sia, akhirnya aku memutuskan untuk be-ga-dang dan me-re-branding blog ini!

Sempat terlintas di pikiranku "apa aku hapus aja ya blog ini, terus bikin baru lagi?" Tapi, mengingat banyaknya kenangan yang ada di dalamnya, aku mengurungkan niat itu. Memang dulu aku sempat memiliki blog sebelum ini, kalau tidak salah ingat alamat url-nya adalah mitaaaaaaa.blogspot.com, dan pada blog tersebut kebanyakan bercerita mengenai hidupku, namun di akhir-akhir aku lebih banyak menceritakan tentang grup laki-laki bernama sm*sh. Memang waktu itu aku sangat mengidolakannya. Namun, seiring berjalannya waktu aku mulai biasa saja, bahkan cenderung malu. Yaaaa, maklum lah, waktu itu aku masih duduk di sekolah menengah atas, masih cenderung mengikuti trend.

Hal tersebut juga berlaku sama dengan blog ini. Pada awalnya, aku banyak menceritakan soal hidupku, lalu pada akhirnya blog ini banyak membicarakan tentang grup idola ibukota, JKT48. Menurutku, tidak ada yang salah dengan mengidolakan seseorang, jadi tak perlu malu. Terlebih apabila idola kita banyak memberikan energi positif terhadap kita.

Sekarang pun sama, kalau semisal aku masih aktif menulis blog, mungkin aku juga akan banyak menceritakan tentang Daniel Baskara Putra, atau yang biasa dikenal dengan Hindia. Ups, kok makin kemana-mana bahasannya..... Maklum, jari-jariku sudah lama tidak pernah menari di atas keyboard, terakhir mungkin saat mengerjakan skripsi, itupun kulakukan karena kewajiban. Jadi, maaf kalau bahasannya agak ngelantur, ya?

Oke, sekarang back to topic. Terakhir menulis blog ini kira-kira sekitar tahun 2015, lima tahun yang lalu. awal aku membuka blog ini, agak kagok sih. Jujur, lupa caranya ini, itu. Tampilan blog-ku pun di dominasi oleh warna merah muda, bahkan terdapat kursor kucing berwarna merah muda Cukup meriah, pikirku. Namun aku merasa itu sudah tidak begitu cocok dengan kepribadianku sekarang. Iya, memang aku masih suka warna merah muda, namun aku sekarang lebih tertarik dengan warm color.

Pada awalnya, aku hanya ingin merubah background dan color palette pada blog ini. Tapi berhubung aku sangat ceroboh dan sotoy, berakhirlah tampilan blog ini menjadi basic..... semua berubah menjadi warna putih dengan tulisannya yang berwarna hitam. Panik, bingung, kesal, bercampur menjadi satu. yaaah inilah akibat orang gegabah, salah sendiri jam tiga pagi malah sibuk mengatur blog yang sebenarnya sudah lupa-lupa ingat untuk mengoperasikannya.

Saat itu juga aku memutar otakku. Aku masih tetap seperti dulu, yang selalu panik apabila pekerjaanku belum selesai. Jadi, mau tidak mau aku harus menyelesaikannya. Setelah mencari inspirasi, aku memutuskan untuk memulai dengan merubah nama pada blog ini. Dulunya, blog ini bernama Mita Patricia, tidak ada yang spesial itu hanyalah nama lengkapku.

Namun sekarang, blog ini aku beri nama fluttershy. Nama itu berasal dari karakter favoritku  pada serial my little pony. Setelah itu, aku mencari tau apa arti dari fluttershy, dan ternyata artinya adalah berdebar-debar. Ketika memikirkan untuk me-re-branding blog ini, fluttershy terlintas dalam pikiranku. Sepertinya cocok, karena pada blog ini, aku bisa mencurahkan perasaanku ketika aku sedang merasa berdebar-debar. Baik karena hal yang menyenangkan, maupun hal yang kurang menyenangkan.

Tahap pertama dalam proses re-branding ini adalah membuat header! aku membuatnya dengan bantuan photoshop CS3, untuk ukurannya aku menggunakan 800x90 piksel. Font yang aku pilih untuk header berbentuk tulisan tangan latin. Kuharapkan dapat menimbulkan kesan klasik. Namun, aku memberikan sentuhan warna warni untuk menimbulkan kesan playful and fun. Jadi, blog ini terkesan dewasa namun menyenangkan juga.
header fluttershy

Nah, berhubung sebelumnya terdapat ikon pada blog ini, jadi mau tidak mau aku harus membuat ikon baru untuk blog ini. Yaaa, bisa dibilang ini akan menjadi logo dari blog fluttershy, kali aja kan blog ini bisa berkembang jaaaauh lebih baik lagi. (aamiin aja dulu). Untuk icon nya, aku memilih warna navy yang nggak navy navy banget(?) sebagai background-nya. Lalu, kutambahkan aksen awan di atasnya. Kan awan identik dengan ketenangan dan kenyamanan, bayangin aja tidur di awan, pasti akan ngerasa peacefull & empuk banget~ jadi mau tiduran terus. Awan aku pilih karena aku pengen menimbulkan kesan nyaman saat aku menuangkan perasaanku pada blog ini. Eh, aku jadi ada ide,  sentuhan warna navy menggambarkan malam yang tenaang. Kan paling enak curhat di malam hari, ya nggak? Kemudian di atasnya aku tambahin tipografi dari fluttershy!
icon fluttershy

 Kok jatuhnya post ini jadi kaya lagi kuliah branding ya? hahaha. Kira-kira begitulah penjelasan tentang penampilan blog aku yang baruu~ by the way, maaf ya aku nggak sempat screenshot tampilan sebelum ini karena ini sebenarnya berawal dari kejadian yang tidak ku inginkan, huhu.

Jadi kayaknya segini dulu deh? Udah panjang buanget kan post kali ini. Maaf ya kalau akhir-akhir ini mungkin akan ada banyaaaaaaaaaaaaaak sekali post. Semoga kamu tidak bosan!
See ya!